Monday, 27 June 2011

Kini menyalalah unggun sakti itu

Beratus-ratus kali saya mendengar, tanpa puas, baru terasa keajaiban puisi dalam menerkam ombak demokrasi yang ganas di Malaysia ini.


Unggun Bersih

Semakin lara kita didera bara—
kita laungkan juga pesan merdeka:
Demokrasi sebenderang mentari
sehasrat hajat semurni harga diri.

Lama resah kita—demokrasi luka;
lama duka kita—demokrasi lara.
Demokrasi yang angkuh, kita cemuhi;
suara bebas yang utuh, kita idami!

Dua abad lalu Sam Adams berseru:
(di Boston dijirus teh ke laut biru):
Tak diperlu gempita sorak yang gebu,
diperlu hanya unggun api yang syahdu.

Kini menyalalah unggun sakti itu;
kini merebaklah nyala unggun itu.

24—25, 6.11. A. SAMAD SAID
"Apa yang saya lakukan ialah merakamkan satu peristiwa di mana saya fikir, untuk memperbaiki suasana, bukan untuk memperburukkan suasana.

"Dalam puisi saya itu memang saya katakan kita sebenarnya perlu mempersuci demokrasi bukan memperkeruhkan atau mencemarinya.


"Dalam puisi itu adalah saranan-saranan yang saya fikir amat suci yang sepatutnya dihargai bukan dicurigai,"
- A Samad Said.

No comments:

Post a Comment